TUGAS UJIAN FINAL METODE PENELITIAN SOSIAL
JAWABAN
UJIAN FINAL METODE PENELITIAN SOSIAL
Dosen Pengampu : Dr. Muh. Yasin, S.Pd, M.Pd.
Disusun
Oleh:
ADAM PRAMONO
(G2G1 12 060)
KELAS C
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN IPS
PASCASARJANA
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2013
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas
limpahan rahmat dan hidayah-Nya, ujian final ini dapat diselesaikan
dalam waktu yang diharapkan. Ujian final ini merupakan bagian dari
kegiatan pembelajaran mata kuliah metode penelitian sosial pada Program Studi
Pendidikan IPS Program Pascasarjana Universitas Haluoleo Kendari.
Tujuan penulisan ini adalah sebagai wahana latihan dalam
menuangkan ide dan pikiran secara tertulis, logis, dan sistematis sesuai dengan
konsep yang relevan serta untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah.
Jawaban
Ujian Final
ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan
saran dan kritik guna perbaikan isi dan substansi dari Jawaban
ini. Tak lupa
pula penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Dr. Muh Yasin,
S.Pd, M.Pd
selaku Dosen Pembina Mata Kuliah. Semoga Allah SWT tetap memberikan petunjuk
terhadap upaya yang telah dilakukan untuk peningkatan mutu pendidikan di masa
yang akan datang.
Kendari, 2 Juli 2013
Penyusun
1. Yang dimaksud dengan:
a) Metode penelitian : Hadari Nawawi menjelaskan metode penelitian dalam bukunya : Suatu metode yang
digunakan dalam usaha untuk menangkap gejala-gejala alam dan gejala sosial
dalam kehidupan manusia dengan mempergunakan prosedur kerja yang sistematis,
teratur, tertib, dan dipertanggungjawabkan secara ilmiah”. (Hadari Nawawi,
1996, hal 91)
Dari penjelasan-penjelasan
pengertian para tokoh di atas dapat penulis simpulkan bahwa metode penelitian adalah suatu kegiatan ilmiah
dalam memecahkan masalah dengan cara sistematis yang telah ditetapkan untuk
mencapai tujuan yang telah dirumuskan.
b) Metode
ilmiah atau proses ilmiah (bahasa
Inggris: scientific method) merupakan proses keilmuan untuk memperoleh
pengetahuan
secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan
serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan
hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen.
Jika suatu hipotesis
lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.
Menurut bahasa metode ilmiah
memiliki arti, “Suatu pendekatan yang dipakai dalam penelitian suatu ilmu”. (Zul
Fajri, 2000, hal 565). Winarno Surakhmad berpendapat bahwa, “Metode
merupakan cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan tertentu, misalnya untuk
menguji serangkaian hipotesis dengan mempergunakan teknis atau alat tertentu” (Winarno
Surachmad, 1995, hal. 131). Sutrisno Hadi seorang tokoh bidang penelitian
memberikan pengertian, “Sebagai usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan
menguji kebenaran suatu pengetahuan, usaha mana dilakukan dengan menggunakan
metode-metode ilmiah”. (Sutrisno Hadi, 1997, hal. 4)
c) Penelitian
sosial adalah istilah yang digunakan terhadap penyelidikan-penyeldikan yang
dirancang untuk menambah khazanah ilmu pengetahuan sosial, gejala sosial, atau
praktik-praktik sosial. Istilah sosial ini menunujuk pada hubungan-hubungan
antara, dan di antara, orang-orang, kelompok-kelompok
seperti keluarga,
institusi
Metode penelitian sosial juga dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk
mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan, dan
dikembangkan suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk
memahami, memecahkan dan mengantisipasi dalam bidang sosial.
d) Penelitian
Sejarah: Secara
umum dapat dimengerti bahwa penelitian historis merupakan penelaahan
serta sumber-sumber lain yang berisi informasi mengenai masa lampau dan
dilaksanakan secara sistematis. Atau dapat dengan kata lain yaitu penelitian
yang bertugas mendeskripsikan gejala, tetapi bukan yang terjadi pada waktu
penelitian dilakukan. Penelitian historis di dalam pendidikan merupakan penelitian yang sangat
penting atas dasar beberapa alasan. Penelitian
historis bermaksud membuat rekontruksi masa latihan secara sistematis dan
objektif, dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, mengverifikasikan serta
mensintesiskan bukti-bukti untuk mendukung bukti-bukti untuk mendukung fakta
memperoleh kesimpulan yang kuat.
Dimana terdapat hubungan yang benar-benar utuh antara manusia, peristiwa, waktu, dan tempat secara kronologis dengan tidak memandang sepotong-sepotong objek-objek yang diobservasi.
Dimana terdapat hubungan yang benar-benar utuh antara manusia, peristiwa, waktu, dan tempat secara kronologis dengan tidak memandang sepotong-sepotong objek-objek yang diobservasi.
e) Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk
mengetahui ada tidaknya akibat dari “sesuatu” yang dikenakan pada subjek
selidik. Dengan kata lain penelitian eksperimen mencoba meneliti ada tidaknya
hubungan sebab akibat. Caranya adalah dengan membandingkan satu atau lebih
kelompok eksperimen yang diberi perlakuan dengan satu atau lebih kelompok
pembanding yang tidak menerima perlakuan.
Secara umum di dalam pembicaraan penelitian dikenal
adanya dua penelitian eksperimen yaitu: eksperimen betul (true experiment) dan
eksperimen tidak betul-betul tetapi hanya mirip eksperimen. Itulah sebabnya
maka penelitian yang kedua ini dikenal sebagai “penelitian pura-pura” atau quasi
experiment. Sebagai ciri-ciri untuk penelitian eksperimen yang dikatakan
sebagai eksperimen betul adalah hal-hal yang disebutkan apabila persyaratan-persyaratan
seperti yang dikehendaki dapat terwujud.
f) Penelitian korelasional adalah suatu
penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan data guna menentukan, apakah
ada hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih. Adanya
hubungan dan tingkat variabel ini penting, karena dengan mengetahui tingkat
hubungan yang ada, peneliti akan dapat mengembangkannya sesuai dengan tujuan
peneliti. Menurut Gay dalam Sukardi (2008:166) menyatakan bahwa; penelitian
korelasi merupakan salah satu bagian penelitian ex-postfacto karena biasanya
peneliti tidak memanipulasi keadaan variabel yang ada dan langsung mencari
keberadaan hubungan dan tingkat hubungan variabel yang direfleksikan dalam
koefisien korelasi. Walaupun demikian ada peneliti lain seperti di antaranya
Nazir dalam Sukardi (2008:166); mengelompokkan penelitian korelasi ke dalam
penelitian deskripsi, karena penelitian tersebut juga berusaha menggambarkan
kondisi yang sudah terjadi
g) Penelitian tindakan adalah penelitian
yang berorientasi pada penerapan tindakan dengan tujuan peningkatan mutu atau
pemecahan masalah pada suatu kelompok subyek yang diteliti dan mengamati
tingkat keberhasilan atau akibat tindakannya, untuk kemudian diberikan tindakan
lanjutan yang bersifat penyempurnaan tindakan atau penyesuaian dengan kondisi
dan situasi sehingga diperoleh hasil yang lebih baik. Tindakan ini di kalangan
pendidikan dapat diterapkan pada sebuah kelas sehingga sering disebut
Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), atau bila yang melakukan
tindakan adalah kepala sekolah atau pimpinan lain maka tetap saja disebut
penelitian tindakan. Dalam kaitannya dengan istilah Penelitian Tindakan Kelas,
di situ terdapat tiga kata yang membentuk pengertian tersebut, yaitu :
Penelitian-menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan
menggunakan cara-cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau
informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat
dan penting bagi peneliti.
h) Penelitian
ex post facto merupakan penelitian yang bertujuan menemukan penyebab yang
memungkinkan perubahan perilaku, gejala atau fenomena yang disebabkan oleh
suatu peristiwa, perilaku atau hal-hal yang menyebabkan perubahan pada variable
bebas yang secara keseluruhan sudah terjadi.
Penelitian ex post facto secara metodis merupakan penelitian
eksperimen yang juga menguji hipotesis tetapi tidak memberikan
perlakuan-perlakuan tertentu karena sesuatu sebab kurang etis untuk memberikan
perlakuan atau memberikan manipulasi. Biasanya karena alasan etika manusiawi,
atau gejala/peristiwa tersebut sudah terjadi dan ingin menelusuri faktor-faktor
penyebabnya atau hal-hal yang mempengaruhinya.
2. Perbedaan antara penelitain
kuantitatif dan penelitian kualitatif
Dalam penelitian kuantitatif, penelitian berangkat
dari teori menuju data, dan berakhir pada penerimaan atau penolakan terhadap
teori yang digunakan.
Sedangkan dalam penelitian kualitatif peneliti bertolak dari data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas, dan berakhir dengan suatu “teori”.
Berikut adalah perbedaan kedua metode tersebut selengkapnya:
Sedangkan dalam penelitian kualitatif peneliti bertolak dari data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas, dan berakhir dengan suatu “teori”.
Berikut adalah perbedaan kedua metode tersebut selengkapnya:
No
|
Kualitatif
|
Kuantitatif
|
1
|
Penelitian kualitatif disebut juga penelitian
naturalistik, interpretatif, konstruktivis, naturalistik-etnografik,
pendekatan fenomenologis dan penelitian dengan pola pencarian dari dalam
|
Penelitian kuantitatif disebut juga penelitan
rasionalistik, fungional, positivisme, dan penelitan dengan pola pencarian
kebenaran dari luar
|
2
|
memulai kegiatannya dengan konsep-konsep yang sangat umum,
kemudian selama penelitian, konsep-konsep yang sangat umum itu diubah-ubah
dan direvisi sampai bertemu dengan kesimpulan yang sangat kuat. Dengan kata
lain, variabel ditemukan dan dirumuskan kembali, bukan di awal.
|
mengisolasi variabel-variabel dan kemudian
menghubungkannya dalam hipotesis. Selanjutnya menguji hipotesis itu dengan
data yang dikumpulkan.
|
3
|
variabel merupakan produk penelitian yang ditemukan
kemudian.
|
variabel-variabel menjadi alat atau komponen utama dalam
melakukan analisis
|
4
|
penelitian kualitatif menggunakan lensa besar dan menampak
serta memperhatikan pola-pola saling berhubungan antara berbagai variabel
yang sebelumnya belum pernah ditemukan. Pendekatan kualitatif adalah
pendekatan holistik, menyeluruh.
|
penelitian kuantitatif memandang melalui lensa kecil,
melihat dan memilih serta memperhatikannya hanya beberapa buah variabel saja.
|
5
|
Penelitian kualitatif menjadikan peneliti sendiri sebagai
instrumen penelitian untuk mengumpulkan data atau informasi. Peneliti diminta
luwes dan mampu membuat atau memberikan pandangan sendiri atas hal-hal atau
fenomena-fenomena yang dilihatnya.
|
penelitian kuantitatif menggunakan instrumen yang
ditentukan terlebih dahulu, dan instrumennya sangat tidak fleksibel dan juga
tidak reflektif yaitu tidak mengandung interpretasi.
|
6
|
penelitian kualitatif masalah penelitian tidak dapat di
formulasikan secara jelas dan jawaban dari responden juga sangat kompleks,
sehingga wawancara mendalam mungkin sangat efektif dalam pengumpulan data.
|
Penelitian kuantitatif menuntut jawaban yang pasti, jelas,
tidak ambigu, dan oleh karena itu instrumen dalam bentuk kuesioner mungkin
sangat tepat dalam pengumpulan data.
|
7
|
Penelitian kualitatif tertarik dengan konsep-konsep, bukan
berapa kalinya sesuatu.
|
penelitian kuantitatif bermain dengan angka-angka, yaitu
mengkuantifikasi sampel terhadap populasi, dan mengangkakan karakteristik
variabel-variabel penelitian.
|
3) TAHAPAN DALAM PENELITIAN ILMIAH
TAHAPAN PENELITIAN
Tahapan Penelitian dapat dikelompokan kedalam tiga tahapan penelitian sebagai berikut : Tahap Perencanaan (persiapan), Tahap Pelaksanaan Penelitian, dan Tahap Penulisan Laporan Penelitian.
TAHAP PERENCANAAN (PERSIAPAN)
Langkah-langkah penelitian yang masuk pada tahap ini adalah :
a. Penentuan atau pemilihan masalah;
b. Latar Belakang Masalah;
c. Perumusan atau Identifikasi masalah;
d. Telaah Kepustakaan;
e. Tujuan dan kegunaan penelitian;
f. Perumusan Hipotesisi
g. Metode Penelitian;
h. Penyusunan Administrasi Penelitian/Jadwal Penelitian.
Langkah-langkah tersebut ditulis biasanya ditulis dalam proposal (Outline penelitian) atau rancangan penelitian.
Pada tahap ini , sikap mental yang harus dimiliki oleh si peneliti adalah : aktif, kritis, dan skeptis. Aktif dalam mencari data, kritis dalam menimbang dan membandingkan data dengan masalah, serta skeptis karena masih ada yang diragukan.
TAHAP PELAKSANAAN PENELITIAN
Dalam tahap ini, ada empat langkah penelitian yang harus dilakukan :
a. Pengumpulan data;
b. Pengolahan data;
c. Analisis data;
d. Penafsiran hasil analisis.
Pada tingkat langkah analisis, maka sikap mental yang perlu dimiliki oleh peneliti adalah : aktif, kritis, dan skeptis, artinya mencarai kenyataan yang terjadi di lapangan yang benar-benar ada.
TAHAP PENULISAN LAPORAN PENELITIAN
Dalam hal isi laporan, maka harus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut :
· Berisi keseluruhan proses dan pengalaman penelitian didalam bentuk cerita/paparan/deskrisi naratif;
· Laporan diperinci dalam bab dan sub-bab dengan judul yang tepat dan jelas, sehingga memudahkan pembaca dalam mencari bagian tertentu;
· Kalimaat disusun dengan jelas daaan sederhana;
· Istilah ditulis dengan tepat untuk menghindari kesalahpahaman;
· Tata bahasa, ejaan, dan sistematika penulisan dilakukan menuruti peraturan yang ditentukan;
· Penomoran bab, sub-bab, tabel, dan diagram yang ada ditulis dengan ajeg (konsisten).
· Catatan kaki (footnote) digunakan untuk tiap kutipan yang ada.
Tahapan Penelitian dapat dikelompokan kedalam tiga tahapan penelitian sebagai berikut : Tahap Perencanaan (persiapan), Tahap Pelaksanaan Penelitian, dan Tahap Penulisan Laporan Penelitian.
TAHAP PERENCANAAN (PERSIAPAN)
Langkah-langkah penelitian yang masuk pada tahap ini adalah :
a. Penentuan atau pemilihan masalah;
b. Latar Belakang Masalah;
c. Perumusan atau Identifikasi masalah;
d. Telaah Kepustakaan;
e. Tujuan dan kegunaan penelitian;
f. Perumusan Hipotesisi
g. Metode Penelitian;
h. Penyusunan Administrasi Penelitian/Jadwal Penelitian.
Langkah-langkah tersebut ditulis biasanya ditulis dalam proposal (Outline penelitian) atau rancangan penelitian.
Pada tahap ini , sikap mental yang harus dimiliki oleh si peneliti adalah : aktif, kritis, dan skeptis. Aktif dalam mencari data, kritis dalam menimbang dan membandingkan data dengan masalah, serta skeptis karena masih ada yang diragukan.
TAHAP PELAKSANAAN PENELITIAN
Dalam tahap ini, ada empat langkah penelitian yang harus dilakukan :
a. Pengumpulan data;
b. Pengolahan data;
c. Analisis data;
d. Penafsiran hasil analisis.
Pada tingkat langkah analisis, maka sikap mental yang perlu dimiliki oleh peneliti adalah : aktif, kritis, dan skeptis, artinya mencarai kenyataan yang terjadi di lapangan yang benar-benar ada.
TAHAP PENULISAN LAPORAN PENELITIAN
Dalam hal isi laporan, maka harus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut :
· Berisi keseluruhan proses dan pengalaman penelitian didalam bentuk cerita/paparan/deskrisi naratif;
· Laporan diperinci dalam bab dan sub-bab dengan judul yang tepat dan jelas, sehingga memudahkan pembaca dalam mencari bagian tertentu;
· Kalimaat disusun dengan jelas daaan sederhana;
· Istilah ditulis dengan tepat untuk menghindari kesalahpahaman;
· Tata bahasa, ejaan, dan sistematika penulisan dilakukan menuruti peraturan yang ditentukan;
· Penomoran bab, sub-bab, tabel, dan diagram yang ada ditulis dengan ajeg (konsisten).
· Catatan kaki (footnote) digunakan untuk tiap kutipan yang ada.
4) Adapun tujuan peneliatian di
antaranya:
1. Meningkatkan atau
mengembangkan pengetahuan (Buckley et al.). Dalam penelitian bisnis,
tujuan ini merupakan tujuan yang bersifat jangka panjang karena umumnya tidak
terkait secara langsung dengan pemecahan masalah-masalah praktis.
2. Menyelidiki masalah tertentu
yang memerlukan jawaban (sekarang). Dalam penelitian bisnis, tujuan ini
merupakan tujuan yang bersifat jangka pendek. Hasil penelitian lebih menekankan
pada usaha pemecahan masalah-masalah praktis yang diperlukan untuk pertimbangan
dalam pembuatan keputusan bisnis.
3. Menangkap
opportunity atau peluang. Misalnya suatu penelitian dengan isu
‘peningkatan
moral karyawan untuk peningkatan kinerja mereka’.
4. Memverifikasi fenomena yang
terjadi dengan suatu teori yang telah ada. Misalnya suatu penelitian dengan isu
“penggunaan ekuitas yang lebih besar dibandingkan hutang untuk mengurangi
konflik kepentingan antara pemegang saham dan kreditur (menguji teori keagenan
yang telah ada).
5. Melakukan pengujian terhadap
suatu fenomena untuk menemukan suatu teori yang baru. Misalnya suatu penelitian
dengan isu “kepemilikan manajerial yang akan memperkuat hubungan antara peluang
tumbuh perusahaan dengan kebijakan pendanaan perusahaan (untuk menemukan
teori).
5. a) Permasalahan
dalam penelitian adalah kesulitan yang dirasakan oleh orang awam
maupun para peneliti; permasalahan dapat juga diartikan sebagai sesuatu yang
menghalangi tercapainya tujuan.
Secara umum, suatu masalah didefinisikan sebagai keadaan atau kesenjangan
antara harapan dan kenyataan. Masalah sebagai gap antara kebutuhan
yangdiinginkan dan kebutuhan yang ada.
Dari dua definisi yang dikemukakan ahli
tersebut, kita bisa mengetahui bahwa masalah penelitian adalah
suatu kondisi dimana terjadinya kesenjangan antara yang diharapkan dengan fakta
yang terjadi di lapangan. Sebagai contoh, diharapkan peserta didik dalam suatu
kelas memperoleh nilai rata-rata 80 dalam ujian pelajaran Bahasa Arab, namun
ternyata nilai rata-rata yang di capai peserta didik hanya 70, inilah yang di
sebut dengan adanya kesenjangan. Rendahnya nilai rata-rata yang di capai
peserta didik merupakan suatu masalah, karena nilai Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) yang diterapkan misalnya adalah 75. Dengan demikian timbul pertanyaan,
apa yang menyebabkan rendahnya nilai rata-rata
tersebut?.
Sumber:
Sukardi. Metodologi
Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan Praktiknya (Jakarta: Bumi
Aksara, 2009), hlm. 21
Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2010), hlm. 53
b) Beberapa pengertian hipotesis, yaitu:
- Hipotesis adalah sesuatu yang dianggap benar untuk alasan atau pengutaraan pendapat, meskipun kebenarannya belum dibuktikan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, hipotesis diartikan; patokan duga; anggapan dasar; postulat.
- Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu masalah. Jawaban tersebut masih perlu diuji kebenarannya. Seorang peneliti pasti akan mengamati sesuatu gejala, peristiwa, atau masalah yang menjadi focus perhatiannya. Sebelum mendapatkan fakta yang benar, mereka akan membuat dugaan tentang gejala, peristiwa, atau masalah yang menjadi titik perhatiannya tersebut.
c) Pengertian
Sampling
Sampling adalah suatu proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili populasi (Nursalam. 2003 : 97).
Teknik Sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel (Sugiyono.2006 : 56)
Tehnik sampling adalah cara atau teknik yang digunakan dalam mengambil sampel penelitian (Notoatmodjo, 2002).
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah quota sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan cara menetapkan sejumlah anggota sampel. Anggota populasi manapun yang akan diambil tidak menjadi soal, yang penting jumlah quotum yang sudah ditetapkan dapat dipenuhi (Notoatmodjo, 2005).
Sampling adalah suatu proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili populasi (Nursalam. 2003 : 97).
Teknik Sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel (Sugiyono.2006 : 56)
Tehnik sampling adalah cara atau teknik yang digunakan dalam mengambil sampel penelitian (Notoatmodjo, 2002).
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah quota sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan cara menetapkan sejumlah anggota sampel. Anggota populasi manapun yang akan diambil tidak menjadi soal, yang penting jumlah quotum yang sudah ditetapkan dapat dipenuhi (Notoatmodjo, 2005).
d) Pengertian Sampel
Sampel adalah sebagian untuk diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Soekidjo. 2005 : 79).
Kemudian menurut Issac dan Michael didapatkan dari tabel penentuan jumlah sampel dengan taraf signifikan 5%, bila populasinya sebanyak 25 maka sampel sebanyak 23 orang. (Sugiyono. 2005 : 98)
Sampel adalah sebagian objek yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. ( Notoatmojo, 2003 )
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti ( Suharsimi Arikunto. 2002 : 109).
Sampel adalah sebagian untuk diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Soekidjo. 2005 : 79).
Kemudian menurut Issac dan Michael didapatkan dari tabel penentuan jumlah sampel dengan taraf signifikan 5%, bila populasinya sebanyak 25 maka sampel sebanyak 23 orang. (Sugiyono. 2005 : 98)
Sampel adalah sebagian objek yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. ( Notoatmojo, 2003 )
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti ( Suharsimi Arikunto. 2002 : 109).
6) a) obyektif adalah sesuatu yang
memiliki obyektif dimana nilai sesuatu diwakilkan oleh hal nyata lainnya. Descartes menggunakan
kenyataan obyektif untuk pemikiran-pemikiran dan tidak menyatakan apakah
barang-barang seperti, lukisan, memiliki kenyataan obyektif.
Jumlah kenyataan obyektif dari sebuah pemikiran ditentukan oleh apakah
dalam kenyataan formalnya pemikiran tersebut memiliki "barang"/ hal
yang mewakilkannya.
Contohnya adalah
pemikiran tentang Tuhan memiliki kenyataan obyektif yang tak terukur;
pemikiran tentang sepupu seseorang (misalnya orang itu benar memiliki
seorang sepupu)
memiliki kenyataan yang terukur.
b) Validitas
adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu
instrumen. Prinsif validitas adalah pengukuran atau pengamatan yang berarti
prinsif keandalan instrumen dalam mengumpulkan data. Instrumen harus dapat
mengukur apa yang seharusnya diukur. Jadi validitas lebih menekankan pada alat
pengukuran atau pengamatan.
c) Reliabilitas
adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan bila fakta atau kenyataan
hidup tadi diukur atau diamati berkali – kali dalam waktu yang berlainan. Alat
dan cara mengukur atau mengamati sama – sama memegang peranan penting dalam
waktu yang bersamaan. Dalam penelitian keperawatan, walaupun sudah ada beberapa
pertanyaan ( kuisioner ) yang sudah distandarisasi baik nasional maupun
internasional ,peneliti harus tetap menyeleksi instrumen yang dipilih dengan
mempertimbangkan keadaan sosial budaya dari area penelitian ( Nursalam, 2003 :
108 ).
Reliabilitas,
atau keandalan, adalah konsistensi dari serangkaian pengukuran
atau serangkaian alat
ukur. Hal tersebut bisa berupa pengukuran dari alat ukur yang sama (tes dengan
tes ulang) akan memberikan hasil yang sama, atau untuk pengukuran yang lebih
subjektif, apakah dua
orang penilai
memberikan skor yang mirip (reliabilitas antar
penilai).
d) Daya Beda
soal adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat pembedaansuatu
instrument. Suatu instrument yang valid atau sahih mempunyai daya bedasoal
tinggi. Sebaliknya instrument yang kurang valid berarti memiliki daya bedasoal
rendah.Sebuah instrument dikatan valid apabila mampu mengukur yang
diinginkan.Sebuah instrument dikatan valid apabila dapat mengunggkap data dari
variablesecara tepat. Tinggi rendahnya daya beda soal instrument menunjukan
sejauhmana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran variable
yangdimaksud.
7. a) Hipotesis Korelasional
Permasalahan Penelitian :”Apakah terdapat
hubungan antara jumlah tenaga ahli dan tingkat keketatan peraturan kerja
perusahaan dengan tingkat hasil produksi suatu perusahaan?”
Asumsi :
1. Jumlah
tenaga ahli dalam suatu perusahaan berhubungan dengan tingkat
hasil
produksi.
2. Tenaga
ahli akan sulit bekerja di bawah peraturan kerja yang ketat
3. Peraturan
kerja dalam perusahaan berhubungan dengan tingkat hasil
produksi.
Hipotesis:
Semakin besar
jumlah tenaga ahli dalam suatu perusahaan, semakin rendah tingkat keketatan
peraturan kerja perusahaan, berhubungan dengan hasil produksi yang semakin
meningkat.
b) Hipotesis Kerja (Hk)
Pernasalahan
Penelitian :” Apakah terdapat hubungan yang negatif antara
kecemasan dalam menghadapi tes dengan
prestasi belajar siswa”.
1. Prestasi belajar siswa lebih rendah bila
terdapat kecemasan dalam
menghadapi tes dari pada
siswa yang tidak memiliki kecemasan dalam
menghadapi tes .
Hipotesis Nol (Ho)
1. Tidak terdapat perbedaan prestasi
belajar antara siswa yang memiliki
kecenasan dengan siswa yang tidak
memiliki kecemasan dalam mengerjakan
tes.
Hipotesis Statistik
![](file:///C:\Users\juara\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image004.gif)
![](file:///C:\Users\juara\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image006.gif)
![](file:///C:\Users\juara\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image006.gif)
![](file:///C:\Users\juara\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image004.gif)
![](file:///C:\Users\juara\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image006.gif)
![](file:///C:\Users\juara\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image006.gif)
. A.
B.
C.
![](file:///C:\Users\juara\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image009.gif)
![](file:///C:\Users\juara\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image011.gif)
![](file:///C:\Users\juara\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image013.gif)
![](file:///C:\Users\juara\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image015.gif)
![](file:///C:\Users\juara\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image017.gif)
![](file:///C:\Users\juara\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image019.gif)
8.
A.
Tempat
dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan diperusahaan se Kota
Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara, yang direncanakan pelaksanaannya kurang
lebih dua bulan yaitu mulai awal Desember sampai Januari 2014.
B.
Variabel
dan Desain Penelitian
1.
Variabel
Penelitian
Penelitian ini
mengkaji hubungan antara dua variabel bebas dengan satu variabel terikat. Kedua
variabel bebas yang dimaksud yaitu jumlah tenaga ahli (X1), keketatan peraturan
kerja (X2), sedangkan variabel terikatnya adalah hasil produksi (Y). Penelitian
ini menggunakan analisis korelasi parsial (partial correlation) yaitu
nilai yang menjelaskan kuat atau lemahnya hubungan antara dua variabel atau
lebih variabel X dengan variabel Y, yang salah satu bagian variabel bebasnya
dianggap konstan.
2.
Desain
Penelitian
Hubungan antara variabel terikat dengan
variabel-variabel bebas dapat digambarkan dalam bentuk konstelasi hubungan
sebagai berikut :
![]() |
Keterangan :
X1 : Jumlah tenaga ahli
X2 : Keketatan
peraturan kerja
Y : Hasil produksi
![](file:///C:\Users\juara\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image021.gif)
![](file:///C:\Users\juara\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image022.gif)
C.
Populasi
dan Sampel Penelitian
1.
Populasi
Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah keseluruhan
karyawan perusahaan pengelengan ikan di Kota Kendari, Provinsi Sulawesi
Tenggara yang berjumlah 74 orang yang tersebar dalam 18 Perusahaan yang ada
dikota Kendari.
Kedelapan
belas perusahaan yang
merupakan populasi dari penelitian ini dapat dilihat pada table berikut :
Tabel
1 : Tenaga ahli pada Pada perusahaan Pengolahan Ikan di Kota
Kendari
No
|
Nama Sekolah
|
Jumlah Tenaga Mekanik
|
Jumlah Tenaga Ahli
|
1
|
PT.
Samudra Jaya
|
4
|
3
|
2
|
PT. Tuna
Sejahtera
|
3
|
3
|
3
|
PT. Citra
Mas
|
4
|
3
|
4
|
PT. Perken
Kdi
|
4
|
2
|
5
|
PT. Sinar
mandiri
|
4
|
3
|
6
|
PT. Mandiri Makmur
|
3
|
2
|
7
|
PT.
Nelayan indah
|
2
|
2
|
8
|
PT.
Mutiara mas
|
3
|
2
|
9
|
PT.
Kosgoro Utama
|
3
|
3
|
10
|
PT.
Kosasih delta
|
3
|
3
|
11
|
PT. Jaya
Tuna
|
4
|
3
|
12
|
PT. Koalisi Insan
|
4
|
2
|
13
|
PT. Sabar
Subur
|
2
|
1
|
14
|
PT. Maju
makmur
|
3
|
2
|
15
|
PT. Ikan
mas jaya
|
2
|
2
|
16
|
PT.
Berlain mandiri
|
2
|
1
|
17
|
PT. Jaya
Pratama
|
4
|
3
|
18
|
PT. makmur jaya
|
4
|
2
|
Total Jumlah Guru
|
58
|
45
|
Sumber : Nama Prusahaan hanya contoh. 2014
2. Sampel
Penelitian
Mengingat
jumlah populasi dalam penelitian ini sangat kecil, jadi pengambilan sampel
dilakukan sampel total, maka semua populasi menjadi sampel penelitian. Hal
ini sesuai yang dikemukakan Arikunto
(1998: 112), apabila populasi kurang dari seratus lebih baik diambil semua
sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.
D. Teknik
Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian
ini dilakukan melalui dua cara yaitu : (1) Angket (kuesioner) yaitu guna
menjaring data primer yang berisi tentang variabel Jumlah tenaga ahli, Keketatan
peraturan, dan tingkat hasil produksi. Skala dalam penelitian ini diukur
dengann menggunakan instrumen model skala Likert dalam bentuk ceklist (-),
mulai dengan jawaban “sangat setuju” dengan skor “5” sampai dengan jawaban
“sangat tidak setuju” dengan skor “1”, (2) Wawancara, yaitu digunakan untuk
memperoleh informasi lebih lanjut guna memperkuat data yang diperoleh melalui angket.
E. Instrumen
Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan
untuk memperoleh data setiap variabel adalah instrumen yang dikembangkan
sendiri oleh peneliti dan setelah mendapat persetujuan dari pembimbing. Setelah
disetujui oleh pembimbing, instrumen-instrumen tersebut diuji cobakan secara
empiris pada 30 orang tenaga ahli yang tidak terpilih sebagai sampel dalam
penelitian ini, guna untuk menentukan validitas butir-butir instrumen yang
valid yang dapat digunakan dalam pengumpulan data.
Butir pernyataan dalam instrumen penelitian ini dikembangkan dengan
menggunakan skala Likert yang terdiri dari lima pilihan, yaitu : sangat
setuju/selalu, setuju/sering, ragu-ragu/kadang-kadang, tidak setuju/jarang, dan
sangat tidak ssetuju/tidak pernah.
Pemberian skor dimulai dengan nilai 1
untuk skor terendah dan nilai 5 untuk
skor tinggi. Berikut disajikan skala penelitian ini :
Alternatif Jawaban
|
SS/SSr
|
S/Sr
|
Rg/Kd
|
TS/Jr
|
STS/TP
|
Skor Jawaban
|
5
|
4
|
3
|
2
|
1
|
Keterangan :
SS/SSr = Sangat Setuju/Sangat sering
S/Sr = Setuju/Sering
Rg/Kd = Ragu-ragu/kadang-kadang
TS/Jr = Tidak Setuju/Jarang
STS/TP = Sangat Tidak Setuju/Tidak Pernah
Validitas butir instrumen
dihitung dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment dari Pearson.
Validitas butir instrumen ditunjukan oleh koefisien korelasi antara skor butir
dengan skor total butir ins istrumen. Koefisien validitas butir tes diuji
dengan nilai table r Product Moment untuk n = 30 dan tingkat kesalahan
alpa = 0,05 yaitu sebesar 0,36. Butir-butir instrumen dinyatakan valid apabila
r hitung lebih besar dari
r tabel , sedangkan
butir-butir instrumen dinyatakan tidak
valid apabila r hitung lebih kecil dari
r tabel. Sedangkan
koefisien reliabilitas instrumen
dianalisis dengan menggunakan rumus alpha cronbach.
Instrumen dinyatakan reliabel apabila r hitung lebih besar dari r tabel
pada alpa 0,05 yaitu sebesar 0,36 (Riduwan, 2007: 116).
F.
Definisi
Operasional Variabel
1. Variabel
untuk Mengukur Instrumen tenaga ahli
a. Kisi-kisi
Instrumen Variabel tanaga ahli
Tabel
1 : Kisi-kisi Instrumen tenaga ahli
Variabel Penelitian
|
Indikator
|
Nomor Butir
|
Jumlah
|
|
Positif
|
Negatif
|
|||
Kemampuan Personal
|
1. Merencanakan program kerja dengan tepat
2. Menguasai bahan kerja
3. Memahami dan menyelenggarakan administrasi perusahaan
|
1,2,3,4,5,6,7,8
11,12
13,14,15
|
9,10
|
10
2
3
|
Kemampuan Profesional
|
1. Melakukan penilaian hasil kerja
2. Melaksanakan layanan bimbingan kerja
|
16,17,18,19,20,21
22,23,25,26
|
24
|
9
2
|
Kemampuan teknik
|
1. Menggunakan berbagai teknik dalam mengolah bahan
2. Menggunakan media dalam kerja
3. Mengkomunikasikan dan menerapkan hal-hal baru
dalam kerja
|
27,28,29,30,31,32,33
34,35,36
37,38,
|
|
7
3
2
|
Kemampuan Sosial
|
1. Terbuka dan menerima masukan untuk perbaikan pekerjaan
2. Disiplin
|
39,40
41,42
|
|
2
2
|
Jumlah
|
42
|
2. Instrumen untuk Mengukur Variabel Ketetatan peraturan kerja
a. Kisi-kisi peraturan
kerja
Tabel 2 : Kisi-kisi peraturan kerja
Variabel
Penelitian
|
Indikator
|
Nomor Item
|
Jumlah
|
|
Negatif
|
Positif
|
|||
Peraturan kerja
|
Kemampuan mengenali diri sendiri (kesadaran diri)
|
1,2,16,25
|
6,15,24,31
|
8
|
Kemampuan mengelolah emosi (pengatur diri)
|
5,23,37
|
3,4,20,21,22
36,38
|
10
|
|
Kemampuan memotivasi diri sendiri (motivasi)
|
7,8,9,17,34,
35
|
32
|
7
|
|
Kemampuan untuk mengenali emosi orang lain (empati)
|
10,11,18,19,
26,27
|
|
6
|
|
Kemampuan dalam membina hubungan (keterampilan sosial)
|
12,30,40,41,42
|
13,14,28,29,
33,39
|
9
|
|
Jumlah
|
42
|
3. Instrumen untuk
Mengukur Variabel hasil produksi
a. Kisi-kisi
Instrumen Variabel Hasil Produksi
Tabel 3 : Kisi-kisi
Instrumen Hasil Produksi
Variabel Penelitian
|
Indikator
|
Nomor Butir
|
Jumlah
|
|
Positif
|
Negatif
|
|||
Hasil produksi
|
Menyusun rencana hasil produksi
|
1,2,3,4,5,6,7,8
,9,10,11
|
|
11
|
Pelaksanaan produksi
|
12,13,14,15,16,17,18,19,20,21,22,23,
|
|
12
|
|
Penilaian mutu produksi
|
24,25,26
|
|
3
|
|
Pelaksanaan tindak lanjut hasil produksi
|
27,28,30
|
29,
|
4
|
|
Pengembangan produksi
|
31,32,35,36
|
33,34
|
6
|
|
Pemahaman wawasan produksi
|
37,38,39
|
40
|
4
|
|
Penguasaan bahan hasil produksi
|
41,42
|
|
2
|
|
Jumlah
|
42
|
G. Teknik
Analisis Data
Data yang dikumpulkan selanjutnya dianalisis
menggunakan analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial. Analisis deskriptif
dilakukan untuk mendeskripsikan semua data dari tiap variabel, meliputi : mean,
median, modus, standar deviasi, tabel distribusi frekuensi, dan presentase
dilengkapi grafik. Analisis inferensial dilakukan untuk pengujian terhadap
hipotesis penelitian yang telah dirumuskan menggunakan analisis korelasi dan
analisis regresi. Dimana, sebelum dilakukan analisis statistik inferensial,
terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis yaitu uji normalitas dan uji
linearitas regresi.
a. Uji Korelasi Sederhana
Uji
korelasi sederhana yang digunakan pada penelitian ini adalah Product Moment
dengan maksud untuk mengetahui hubungan antara variabel secara sendiri-sendiri
denga variabel terikat. Teknik ini untuk menguji hipotesis pertama dengan
hipotesis kedua. Rumus yang digunakan:
![](file:///C:\Users\juara\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image024.gif)
Keterangan:
rxy
= Koefisien Korelasi
∑X = Jumlah Variabel Bebas
∑Y
= Jumlah Variabel Terikat
n
= Jumlah Sampel
(Riduwan, 2007:139)
Selanjutnya untuk menghitung tingkat signifikansi masing-masing variabel
bebas terhadap variabel terikat digunakan rumus
![](file:///C:\Users\juara\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image026.gif)
b. Uji
korelasi ganda
Uji ini
dimaksudkan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara variabel bebas secara
bersama-sama dengan variabel terikat. Uji ini dilakukan untuk untuk menguji
hipotesis ketiga, dengan rumus :
![](file:///C:\Users\juara\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image028.gif)
Selanjutnya
untuk mengetahui signifikansi korelasi ganda dicari dulu Fhitung kemudian dibandingkan
dengan Ftabel.
![](file:///C:\Users\juara\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image030.gif)
Dengan ketentuan
bahwa jika Fhitung ≥ Ftabel maka H0 ditolak (signifikan), dimana F tabel = Ftabel =
F{(1-α)(dk=k),(dk=n-k-1}.
Keterangan :
R = nilai koefisien korelasi ganda
k = jumlah variabel bebas
n = jumlah sampel. (Riduwan, 2007: 140)
Hipotesis
yang akan diuji dinyatakan sebagai hipotesis statistik dengan kriteria
penerimaan sebagai berikut :
Tabel Hipotesis statistik
dan kriteria penerimaannya
Kriteria
|
Hipotesis
1
|
H0 :
![]() |
Jumlah tenaga ahli tidak berhungan
positif dan signifikan dengan keketatan
peraturan perusahaan
|
H1 :
![]() |
Jumlah tenaga ahli berhubungan positif
dan signifikan dengan keketatan
peraturan perusahaan
|
|
Hipotesis
2
|
H0 :
![]() |
Keketatan peraturan perusahaan tidak
berhubungan positif dan signifikan tingkat hasil produksi
|
H1 :
![]() |
Keketatan peraturan perusahaan
berhubungann positif dan signifikan dengan tingkat hasil produksi
|
|
Hipotesis
3
|
H0 :
![]() |
Jumlah tenaga ahli dan keketatan peraturan perusahaan
secara simultan tidak berhubungan positif dan signifikan dengan tingkat hasil produksi
|
H1 :
![]() |
Jumlah tenaga ahli dan keketatan peraturan secara
simultan berhubungan positif dan signifikan dengan tingkat hasil produksi
|
9) Pertanyaan
variable Tenaga Ahli :
No
|
Pertanyaan
|
Jawaban
|
|
Ya
|
Tidak
|
||
1
|
Jumlah tenaga ahli berpengaruh kepada kedisiplinan karyawan.
|
|
|
2
|
Banyaknya tenaga ahli berpengaruh terhadap tingkat produksi
|
|
|
3
|
Apakah ada
hubungan antara tenaga ahli dengan managemen perusahaan
|
|
|
4
|
Jika tingkat
produksi meningkat apakah di ikuti dengan kedisiplinan pekerja
|
|
|
5
|
Keketatan
aturan apakah meningkatkan jumlah prohuksi
|
|
|
10) Langkah-Langkah PTK Menurut Kemmis dan McTaggart
Kemmis dan McTaggart mengatakan
bahwa penelitian tindakan adalah suatu siklus spiral yang terdiri dari
perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan (observasi), dan refleksi, yang
selanjutnya mungkin diikuti dengan siklus spiral berikutnya.
Dalam
pelaksanaan penelitian tindakan kelas adalah mungkin peneliti telah mempunyai
seperangkat rencana tindakan (yang didasarkan pada pengalaman) sehingga dapat
langsung memulai tahap tindakan. Ada juga peneliti yang telah memiliki
seperangkat data, sehingga mereka memulai kegiatan pertamanya dengan kegiatan refleksi.
Kebanyakan penelitian tindakan kelas mulai dari fase refleksi awal untuk
melakukan studi pendahuluan sebagai dasar dalam merumuskan masalah penelitian.
Langkah selanjutnya adalah perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
Berikut akan coba diuraikan satu persatu.
LANGKAH PERTAMA: REFLEKSI AWAL
Refleksi awal merupakan kegiatan penjajagan yang
dimanfaatkan untuk mengumpulkan informasi tentang situasi-situasi yang relevan
dengan tema penelitian. Peneliti bersama timnya melakukan pengamatan pendahuluan
untuk mengenali dan mengetahui situasi yang sebenarnya. Berdasarkan hasil
refleksi awal dapat dilakukan pemfokusan masalah yang selanjutnya dirumuskan
menjadi masalah penelitian. Berdasar rumusan masalah tersebut maka dapat
ditetapkan tujuan penelitian. Sewaktu melaksanakan refleksi awal, paling tidak
calon peneliti sudah menelaah teori-teori yang relevan dengan masalah-masalah
yang akan diteliti. Oleh sebab itu setelah rumusan masalah selesai dilakukan,
selanjutnya perlu dirumuskan kerangka konseptual dari penelitian.
LANGKAH KEDUA: PENYUSUNAN PERENCANAAN
Penyusunan perencanaan didasarkan pada hasil
penjajagan refleksi awal. Secara rinci perencanaan mencakup tindakan yang akan
dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau merubah perilaku dan sikap yang
diinginkan sebagai solusi dari permasalahan-permasalahan. Perlu disadari bahwa
perencanaan ini bersifat fleksibel dalam arti dapat berubah sesuai dengan
kondisi nyata yang ada.
LANGKAH KETIGA: PELAKSANAAN TINDAKAN
Pelaksanaan tindakan menyangkut apa yang
dilakukan peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang
dilaksanakan berpedoman pada rencana tindakan. Jenis tindakan yang dilakukan
dalam PTK hendaknya selalu didasarkan pada pertimbangan teoritik dan empirik
agar hasil yang diperoleh berupa peningkatan kinerja dan hasil program yang
optimal.
LANGKAH KEEMPAT: OBSERVASI (PENGAMATAN)
Kegiatan observasi dalam PTK dapat disejajarkan
dengan kegiatan pengumpulan data dalam penelitian formal. Dalam kegiatan ini
peneliti mengamati hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau
dikenakan terhadap siswa. Istilah observasi digunakan karena data yang
dikumpulkan melalui teknik observasi.
LANGKAH KELIMA: REFLEKSI
Pada dasarnya kegiatan refleksi merupakan
kegiatan analisis, sintesis, interpretasi terhadap semua informasi yang
diperoleh saat kegiatan tindakan. Dalam kegiatan ini peneliti mengkaji,
melihat, dan mempertimbangkan hasil-hasil atau dampak dari tindakan. Setiap
informasi yang terkumpul perlu dipelajari kaitan yang satu dengan lainnya dan
kaitannya dengan teori atau hasil penelitian yang telah ada dan relevan.
Melalui refleksi yang mendalam dapat ditarik kesimpulan yang mantap dan tajam.
Refleksi merupakan bagian yang sangat penting dari PTK yaitu untuk memahami
terhadap proses dan hasil yang terjadi, yaitu berupa perubahan sebagai akibat
dari tindakan yang dilakukan.
Pada hakekatnya langkah-langkah PTK model Kemmis
dan Taggart berupa siklus dengan setiap siklus terdiri dari empat komponen
yaitu perencanaan, pelaksanaan (tindakan), pengamatan (observasi), dan refleksi
yang dipandang sebagai satu siklus. Banyaknya siklus dalam PTK tergantung dari
permasalahan-permasalahan yang perlu dipecahkan. Pada umumnya terjadi lebih
dari satu siklus. PTK yang dikembangkan dan dilaksanakan oleh para guru di
sekolah saat ini pada umumnya berdasarkan model PTK Kemmis dan McTaggart ini.
(suhadinet)
10) LANGKAH-LANGKAH PTK
Sebagai tindakan untuk memperbaiki kondisi pembelajaran atau meningkatkan mutu
proses dan hasil pembelajaran, diperlukan cara kerja yang sistematis dan
bertahap. Pelaksanaan suatu tindakan itu harus diawali dari perencanaan yang
sungguh-sungguh sebelum dilaksanakan, dievaluasi, ditentukan keputusan, dan
dilakukan tindak lanjut. Di samping itu, sebelum tindakan tersebut dijalankan,
perlu diketahui masalah apa yang akan ditindak, mengapa perlu menindaknya,
bagaimana cara menindaknya, mengapa cara itu yang dilakukan, siapa yang akan
dikenai tindakan, kapan dilakukan, dan di mana akan dilakukan tindakan itu.
Nah, agar guru dapat melakukan tindakan secara benar dan terarah, berikut ini
dikemukakan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam melakukan penelitian
tindakan kelas tersebut.
1) Langkah pertama,
guru harus melakukan identifikasi dan analisis masalah Pembelajaran.
2) Langkah kedua,
guru harus membuat perencanaan PTK dengan siklus-siklusnya, yang di antaranya
meliputi
a) menyusun rpp
b) menyusun instrumen tes
c) menyusun lembar tugas
d) menyusun pertanyaan wawancara
e) menyusun format observasi
f) menyusun angket
3) Langkah ketiga,
setelah perencanaan disusun secara matang dan memadai, guru dapat melaksanakan
PTK sesuai dengan urutan siklus yang direncanakan, di antaranya meliputi
a) melakukan tindakan sesuai dengan rpp
b) melakukan observasi
c) merekam atau mencatat hasil observasi
d) melakukan evaluasi hasil belajar
e) melakukan evaluasi kinerja
f) melakukan wawancara
g) dsb.
4) Langkah keempat,
jika rencana yang sudah dibuat dilaksanakan, langkah selanjutnya guru melakukan
refleksi terhadap tindakan dengan mempertimbangkan informasi yang diperoleh
dari hasil pengamatan, hasil wawancara, hasil tes, hasil quiz, atau informasi
lainnya. Dalam refleksi tersebut, guru perlu mempertimbangkan dan menggambarkan
secara objektif hal-hal berikut.
a) Apakah proses tindakan sudah berjalan dengan baik?
b) Apakah proses belajar lancar?
c) Apakah hasil belajar meningkat?
d) Apakah masalah kelas teratasi?
5) Langkah kelima,
berdasarkan hasil refleksi yang sudah dilakukan, guru dapat membuat simpulan
tentang proses dan hasil belajar yang dicapai melalui tindakan yang dijalankan
itu. Simpulan tersebut dapat berupa
a) proses belajar telah berjalan lancar dan baik atau proses
belajar belum berjalan dengan baik,
b) hasil belajar telah memenuhi kriteria yang diharapkan
atau hasil belajar belum memenuhi harapan,
c) kondisi pembelajaran telah dapat diperbaiki atau kondisi
pembelajaran masih perlu dibenahi atau diperbaiki lagi
d) dan sebagainya.
6) Langkah keenam, berdasarkan simpulan yang
telah dibuat dari hasil refleksi, langkah selanjutnya guru harus membuat
keputusan. Keputusan tersebut dapat berupa pernyataan sebagai berikut.
a) Jika masalah yang dirumuskan sudah dicapai, pelaksanaan
tindakan dapat diakhiri (selesai).
b) Jika masalah dianggap belum teratasi, perlu dilakukan
siklus II.
c) Jika PTK masih dilanjutkan pada siklus II, perlu dimulai
lagi perencanaan siklus II yang dirancang berdasarkan hasil refleksi pada
siklus I.
d) Demikian seterusnya, sampai permasalahan pembelajaran
yang telah dirumuskan dapat dituntaskan penyelesaiannya.
11) alasan
dilakukan penelitian karena :
- Ada pendapat yang menyatakan bahwa penelitian tidak diperlukan di negara-negara berkembang, karena perlu biaya banyak
- Ilmu pengetahuan dan teknologi cukup tersedia di negara-negara maju, sehingga memanfaatkannya saja
- Ternyata tidak semua ilmu dari luar dapat diterapkan langsung di Indonesia
- Ilmu pengetahuan dan teknologi tidak ada yang diperoleh dengan cuma-cuma, perlu biaya mahal
- Penelitian perlu dilakukan, agar semata-mata tidak menggantungkan diri kepada luar negeri